Dilansir dari Sangpencerah.id – Aliansi Pencerah Indonesia (API), yang merupakan kumpulan eksponen Muhammadiyah dan Aisyiyah, menyatakan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. PP Muhammadiyah menegaskan secara organisasi tetap netral dalam Pilpres 2019.
“Secara organisasi Muhammadiyah netral. Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis yang bersifat kepartaian dan kekuasaan. Sesuai dengan khittah Denpasar, Muhammadiyah terlibat dalam politik nilai dan politik kebangsaan (high politics). Kalau ada yang terlibat dalam tim sukses, itu merupakan afiliasi pribadi bukan organisasi,” kata Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat dihubungi, Minggu (3/3/2019).
Abdul Mu’ti mengatakan warga Muhammadiyah tak dilarang ikut dalam politik. Namun mereka diminta bersikap dewasa dan menjaga kerukunan.
“Muhammadiyah memberi kebebasan kepada anggotanya untuk terlibat dalam politik, tapi hendaknya semuanya bersikap dewasa dengan tetap mematuhi ketentuan persyarikatan dan menjaga kerukunan serta membina persatuan,” ujarnya.
Dia juga mengomentari target API untuk memberikan 25,7 juta suara kepada pasangan Prabowo-Sandiaga. Menurutnya, hal itu merupakan angka yang berlebihan.
“Saya kira 25,7 juta suara itu agak berlebihan. Waktu Pak Amien Rais, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan salah satu putra terbaik Muhammadiyah, maju sebagai calon presiden tahun 2004, jumlah dukungan warga Muhammadiyah tidak sebesar itu. Bahkan ada lembaga survei yang menyebutkan mayoritas warga Muhammadiyah justru mendukung pasangan Jokowi-KMA,” ucapnya.
Dukungan untuk Prabowo-Sandiaga disampaikan API di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (3/3/2019). API mengklaim 90 persen warga Muhammadiyah akan memberikan suara untuk pasangan nomor urut 02 tersebut.
"Diperkirakan 90 persen lebih warga Muhammadiyah-Aisyiyah se-Indonesia akan memilih pasangan 02 ini, karena memang secara visi-misi, kapasitas, dan kualitas, pasangan ini dipandang lebih mampu menjawab tantangan persoalan bangsa yang demikian kompleks,” kata Suyatno yang mengaku sebagai Dewan Pengarah API.(detik)