STIE Muhammadiyah Tuban Akhirnya Mewisudakan Mahasiswanya
15 Desember 2018 19:49 WIB | dibaca 1866
Peserta wisuda dan tamu undangan
Delapan puluh empat mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Tuban akhirnya diwisduah pada Sabtu (15/12/2018) di Hotel Mustika. Kedelapan puluh empat mahasiswa tersebut terdiri dari 51 jurusan manajemen dan 33 jurusan akuntasi. Ini merupakan ketujuh kalinya STIE Muhammadiyah mewisudakan mahasiswa sejak awal berdirinya.
Ketua STIE Muhammadiyah Tuban, Yuanis SE, MM dalam sambutannya menceritakan awal mula berdirinya sekolah tingi tersebut. “STIE Muhammadiyah Tuban berdiri pada tanggal 23 Agustus tahun 2000 berdasarkan SK Mendiknas nomor. 178/D/O/2000. Pendiriya adalah almarhum bapak Syaifullah, yang saat itu juga menjabat sebagai ketua PDM Tuban”
Dia mengatakan bahwa berdasarkan tujuan berdirinya sekolah tinggi tersebut, maka STIE Muhammadiyah Tuban bertujuan menghasilkan Sarjana Ekonomi yang berkualitas, tajam dalam pemikiran, serta memiliki integritas moral, bernuansa kelimuan dan keislaman. Sejak awal berdiri, Sekolah tinggi tersebut menghasilkan sarjana-sarjana baik di bidang manajemen maupun bidang akuntansi yang berkualitas dan berdaya saing di dunia kerja.
“Alhamdulillah, alumni kami dapat diterima di dunia kerja, baik di instansi pemerintahan maupun swasta. Ada yang bekerja di perbankan, ada yang di perusahaan-perusahaan seperti PT. Semen Indonesia.” Kata dia
Yuanis, SE, MM (Ketua STIE Muhammadiyah Tuban)
Sebagai Ketua STIE, Yuannis berharap kepada seluruh pihak, terutama pengurus Muhammadiyah mulai dari pusat sampai daerah untuk terus mendukung dan membimbing demi kemajuan Sekolah Tinggi tersebut.
“STIE masih sangat membutuhkan dukungan dan bimbingan, terutama kepada Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan juga Pimpinan Daerah Muhammmadiyah Tuban.” Harapnya
Sementara itu, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban, H. Nurul Yaqin, SH, dalam sambutannya meminta kepada para alumnus agar menjaga hubungan erat yang sudah dibangun selama ini. Dia juga meminta kesedian para alumni untuk membantu mensosialisasikan Sekolah Tinggi tersebut agar lebih dikenal masyarakat secara luas.
“Pepatah mengatakan Patah tumbuh hilang berganti, Setelah ini kalian meninggalkan kampus tercinta, maka saya meminta, bersediakah kalian untuk membantu untuk membawa generasi berikutnya yaitu mahasiswa baru untukmeneruskan tradisi keilmuan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban.” Ucapnya
Tidak hanya kepada para alumni, Ketua PDM Tuban juga menghimbau kepada pimpinan Cabang Muhammadiyah se Kabupaten Tuban untuk menghidupkan sekolah tinggi itu, karena munrut dia tidak ada yang tidak mungkin.
“Kalau bukan kita yang menghidupakn, siapa lagi?” saya tekankan kepada masing-masing cabang agar mengirimkan kadernya untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah.” Pungkasnya
Dengan kerja sama yang baik dibarengi dengan keikhlasan, dia optimis bahwa STIE Muhammadiyah Tuban akan terus berkembang dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang ada di Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Nurul Yaqin juga mengutip undang-undang tentang perguruan tinggi. Dia mengatakan bahwa, berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yaitu pasal 1 ayat 9 yang menerangkan tentang tri darma perguruan tinggi. Yang pertama adalan pendidikan, kedua adalah penelitian dan yang ketiga adalah pengabdian masyarakat.
H. Nurul Yaqin, SH (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tuban)
“Berangkat dari tri darma perguruan tingii, Insya Allah dengan pendidikan yang baik karena bagian dari amal usaha, Muhammadiyah akan berusaha mendidik generasi tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga budi pekerti yang mulia.” Ucapnya
Berangkat dari surat al-Mujadilah ayat 11, dia berpesan agar STIE sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah agar mendidik untuk medapatkan ilmu pengetahuan serta mempunyai keimanan yang kuat.
“Dengan demikian maka, seluruh Mahasiswa, atau yang hari ini diwisuda akan mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah.” Tuturnya
Di akhir sambutannya Ketu PDM mengatakan bahwa Ilmu dan agama saling terkait, ilmu harus diiringi dengan agama, serta memahami agama dilandasi dengan ilmu. “Agama adalah akal, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak mempunyai akal.”
Iwan Abdul Gani