'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Siswi TK ABA Leran Kulon Berkisah Tentang Nabi Nuh di Acara Open House SD Plus Muhammadiyah II Palang
18 Februari 2018 18:36 WIB | dibaca 818
Foto tamu undangan Open House dan pelantikan Komite SD Plus II Palang (Iwan Abdul Gani)
 
Namanya Syafa siswi dari TK 'Aisyiyah Leran Kulon yang menjadi salah satu pengisi hiburan dalam acara open house dan pelantikan komite SD Muhammadiyah Plus II Palang, Ahad 18-02-2018
 
Syafa ditemani miniatur kapal Nabi Nuh dan memulai kisahnya dengan mengatakan "Nabi Nuh diutus untuk menyampaikan agama Allah" 
 
Allah mengutus Nabi Nuh untuk memberantas segala bentuk kemusyrikan di zaman itu. Dengan seluruh kemampuannya ia berusaha menyadarkan kaumnya untuk kembali menyembah hanya kepada Allah. Ia menyerukan,
 
“Wahai kaumku, Aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kalian. Janganlah menyembah selain Alloh, takutlah padaNya dan taatlah padaku. Alloh akan mengampuni dosa-dosa kalian. Jika tidak, kalian akan mendapat siksa yang pedih.”
 
Demi mendengar dakwah Nabi Nuh, satu persatu mereka insaf dan menjadi pengikutnya. Namun kebanyakan mereka tergolong dari kaum lemah, fakir dan orang-orang yang menderita. Sedangkan golongan orang-orang kaya, kuat dan para penguasa meragukan dakwanya. Mereka pun tidak segan-segan menantangnya.
 
 “Wahai Nuh, Bukankah kau juga manusia biasa seperti kami, dan pengikut-pengikutmu adalah orang-orang yang hina, orang-orang bodoh yang lekas percaya saja. Tidak ada kelebihan apa-apa yang kau miliki dibanding kami, mengapa kau mengaku menjadi utusan Alloh?”
  
Foto Syafa saat berkisah tentang Nabi Nuh (Iwan Abdul Gani)
 
"Kaumku, aku memanng tidak pernah mengatakan bahwa aku mempunyai kekayaan yang berlimpah, aku tidak pernah pula mengatakan bahwa aku mengetahui hal yang gaib. Aku bukan malaikat melainkan manusia biasa seperti kalian yang diutus oleh Allah untuk menyadarkan kalian dari kemusyrikan yang telah membelenggu hati kalian. Dan aku tidak akan meminta upah sedikitpun pada kalian bagi seruanku, karena upahku hanyalah dari Allah. Orang-orang yang kalian pandang dengan sebelah mata, kalian anggap bodoh, hina, lemah, pahala mereka tidak akan hilang karena penghinaan kalian. Alloh lebih tau terhadap apa yang ada dalam hati mereka.”
 
 “Nuh! Hentikan ocehanmu! Sekarang tidak perlu banyak bicara, coba datangkan siksa yang kau janjikan itu jika kau memang benar!”
Ooh? Hanya Allah yang bisa mendatangkan siksa itu, tetapi  ingat, kalau Allah sudah mendatangkan siksanya, tidak ada satupun di antara kalian yang dapat menghindar, kalian semua akan binasa!”
 
Karena kesalnya, mereka mulai berani mengejek Nabi Allah,”Nuh! Kaulah yang tersesat diantara kami. Kau pendusta! Dan kau telah gila!”
 
"Wahai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan amanat-amanat tuhanku dan aku memberi nasehat kepada kalian. Aku mengetahui dari Allah apa-apa yang tidak kalian ketahui­."
 
Karena Nabi Nuh mendapat ejekan dan celaan  dari kamunnya, Allah-pun memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat perahu di atas gunung. Setelah selesai perahu yang dibuat  Nabi Nuh. Di samping untuk memuat manusia, Allah juga perintahkan Nabi Nuh untuk mencari segala jenis binatang secara berpasangan untuk diangkut.       
 
Beberapa hari kemudian muncullah tanda-tanda akan adanya bencana, air terpancar dengan deras. Nabi Nuh segera membuka pintu perahunya dan mengajak orang-orang beriman untuk menaikinya.
 
“Naiklah kaumku masuklah ke dalam perahu dengan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuhnya.”
 
Orang-orang beriman segera menaiki perahu, tidak ketinggalan pula hewan-hewan secara berpasangan berbondong-bondong menuju perahu. Sementara kaum kafir termasuk istri Nabi Nuh dengan sombong menolak menaiki perahu tersebut, sehingga kaumnya yang beriman yang ikut serta dalam perahu tersebut
 
Saat perahu mulai berlayar, nampak Kan’an, anak Nabi Nuh, berenang menuju puncak sebuah gunung yang belum terjamah air. Naluri kasih sayang seorang ayah membuat Nabi Nuh berusaha keras membujuk dan merayu anaknya agar mau naik perahu bersamanya.
 
“Kan’an anakku! Naiklah ke perahu bersama kami! Janganlah kau mati bersama-sama orang yang kafir!”
 
“Tidak Ayah! Aku akan selamat berada di puncak gunung itu”
 
“Kan’aaan....dengarkan Ayah! Tak ada satu pun yang dapat melindungimu dari keadaan ini selain Allah”
   
Itulah penggalan kisah yang dibawa oleh Syafa, siswi dari TK ABA Leran Kulon
 
Pelajaran penting
 
Pertama, tentang pendidikan anak di sekolah
 
Bahwa kualitas pendidik punya andil penting dalam mendidik anak terutama usia TK. Usia seperti ini daya serapnya cepat karena belum terkontaminasi oleh hal-hal yang negatif
 
Sekolah punya peranan dalam membentuk karakter anak salah satunya dengan mengenalkan mereka dengan kisah atau sejarah para Nabi dan Rosul agar kelak mereka tidak salah dalam mengidolakan tokoh. Hal inilah yang dilakukan oleh Sekolah-sekolah di bawah naungan organisasi perempuan yang bernama 'Aisyiyah, salah satunya adalah TK ABA Leran Kulon
 
Yang kedua Pelajaran sejarah
 
Pelajaran terpenting yang bisa diambil dari kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam adalah bahwa dakwah setiap nabi dan rasul adalah satu, yaitu menyeru umat untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala saja (dakwah tauhid). 
 
Allah adalah Tuhan yang satu, tentu Allah hanya menurunkan satu agama dan  tidak mungkin Allah menurunkan agama berbeda-beda sebagaimana yang dituduhkan orang-orang liberal bahwa agama Yahudi dan Nasrani adalah ciptaan Allah
 
Dalam al-Quran kata din (agama) hanya melekat pada Islam, sedangkan Yahudi dan Nasrani disebut ahlu kitab atau millah. Oleh karena itu Allah menekankan dengan firman-Nya "sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam
 
Setiap Nabi dan Rosul yang menyampaikan da'wah, tidak ada satupun yang luput dari tantangan berupa cacian, celaan dari musuh-musuh Islam, oleh karena itu, tidak benar jika ada orang yang berkata, da'wah itu jika benar, tentu tidak akan mendapatakan tantangan dari masyarakat seperti yang terjadi belakangan ini di negara Indonesia, di mana banyak juru da'wah yang mendapat halangan justru dari umat Islam sendiri dan di antaranya ada yang dianggap tokoh di negeri ini
 
Ketika memilih jalan da'wah, jangan berharap bisa makan enak, tidur nyenyak, karena merasa cara da'wahnya yang paling benar.
 
Belajarlah sejarah para Nabi dan Rosul agar tidak salah dalam bersikap. Malulah pada anak seusia TK yang dengan polosnya memberi pelajaran pada kita bahwa Nabi dan Rosul yang manusia pilihan saja mendapatkan tantangan. 
 
Sejarah juga membuktikan bahwa Ahmad Dahlan, sang Pencerah, pendiri Muhammadiyahun mendapatkan tantangan yang dahsyat dari msayarakat dan dilabeli kiyai sesat.
 
 
Iwan Abdul Gani 
Shared Post: