Sebagai negara yang masuk ke dalam 5 besar penderita stunting di Asia Tenggara, Pemerintah Indonesia telah fokus melakukan berbagai upaya guna mencegah dan mengurangi anak dengan kondisi stunting.
Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak.
Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Berdasarkan hal itu, Ketua Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Tuban yang merupakan ketua Srihuning Neffi Mudholifati hadir langsung dalam Workshop Pencegahan dan Pengobatan Stunting. Selasa (5/7/2022).
"Puspa Sri HUNING, Dinas Sosial P3A, Dinas Kesehatan dan 'Aisyiyah mengadakan Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Desa Banjarejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban,"tutur Neffi.
Dia menjelaskan, pemenuhan hak-hak manusia diantaranya adalah perbaikan kesehatan anak. Dimana kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia.
Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
"Keadaaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas,"jelasnya.
Beberapa tahun belakangan ini, kata Neffi, istilah stunting menjadi populer karena menjadi salah satu masalah gizi yang perlu penanggulangan serius. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) yang diakibatkan oleh dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. naik lagi menjadi 11,05%.
Kejadian stunting lanjut dia, dapat dicegah dengan berbagai cara. Hal yang paling penting adalah mempersiapkan calon ibu agar cukup gizi pada saat hamil, salah satunya dengan program pendampingan seribu hari pertama kehidupan.
Cara pencegahan yang lain adalah memberikan asi eksklusif dan makanan pendamping asi, pemberian pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang baik kepada anak.
Pemberian pola makan dengan memberikan setengah piring sayur dan buah. Setengah piring lagi makanan pokok berupa karbohidrat dan lauk pauk yang mengandung protein hewani dan nabati.
"Stunting menjadi penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia untuk bersaing di tingkat global. Kepedulian kita pada masalah stunting tidak boleh setengah-setengah karena anak-anak adalah penerus kita untuk pembangunan bangsa,"tegasnya.
Menjadi suatu keharusan bersinergi dengan semua pihak, dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
Oleha karena itu, Neffi berharap 30 kader yang mengikuti workshop dan menerima sertifikat saat itu tidak berhenti di situ. Setiap kader diminta membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL).
"Agar benar-benar ada tindak lanjut stelah workshop, maka hal ini bisa disosialisasikan di acara-acara pengajian, PKK dan sebagainya untuk berbagi ilmunya yang sudah didapatkan dari workshop, sehingga percepatan penurunan stunting segera bisa tercapai,"harapnya.
"Marilah bersama-sama terus berusaha melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka mewujudkan generasi penerus yang berkualitas,"imbuhnya.
Neffi juga menyampaikan terimakasih kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Pimpinan Cabang'Aisyiyah Kecamatan Bancar yang telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana sehingga kegiatan tersebut terlaksana dengan baik.
Diplihnya Kecamatan Bancar sebagai tempat Workshop menurut dia karena untuk Kabupaten Tuban, di kecamatan Bancar yang ditemukan beberapa kasus Stunting.
Iwan Abdul Gani