Matahari Kembar Dalam Kajian Islam IKAPB Regional Lamongan
05 Mei 2018 12:34 WIB | dibaca 1318
Foto bersama usai kajian (Haris/istimewa.tuban.aisyiyah.or.id)
TUBAN.AISYIYAH.or.id. Tantangan yang dihadapi anak muda sekarang semakin berat. Sebab, sekarang ini perkembangan teknologi memiliki dampak negatif pada pola pikir mereka. Akibatnya mereka dengan mudah terpengaruh dengan gaya hidup yang hedon, ingin bebas tanpa terikat aturan, baik aturan agama maupun aturan budaya
Saat banyak anak mudah yang terjebak dalam hiruk pikuk pergaulan bebas, namun ada anak-anak muda yang menamakan dirinya IKBP (Ikatan Keluarga Besarb Pesrsis) memilih Masjid sebagai tempat berkumpul untuk mengadakan kajian Islam
Malam Sabtu (4/5)2018) di Mushola Al-Istikmal Blimbing Lamongan, duduk bersimpuh di atas lantai masjid. Wajah-wajahnya menyiratkan semangat muda dengan tampilan kekinian.
Malam itu kajian diisi oleh Ustaz Su'ud Hassanuddin, M.Phil, anak muda asli Lamongan yang faham keislamannya tidak bisa diragukan, dia adalah alumni dari salah satu Pesantren tertua di Indonesia milik organisasi Islam yang dikenal dengan Persis (Persatuan Islam Bangil), yang menyelesaikan S1 dan S2 di Islamabad Pakistan
Dalam kajiannya, ustadz Su'ud menyampaikan tentang ujian hidup bagi orang beriman, dia mengatakan bahwa, ketikan Allah menguji kita, itu sebenarnya adalah so'al dan Allah menunggu jawaban kita
"Ketika Allah menguji kita, itu sebenarnya adalah soal, Allah menunggu jawaban kita. Apakah jawaban berupa bertambahnya keimanan kita, atau kita malah kufur?" ucapnya
Dia mengatakan "Salah satu konsekuensi pernyataan iman adalah harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan hati dalam menyatakan iman.
Apakah iman kita betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan imam kita didorong oleh kepentingan sesaat, ekonomi politik (transaksional, red)
"Allah akan menguji kesungguhan keimanan kaum Muslim hingga diketahui siapa yang benar-benar ikrar keimanannya atau hanya pura-pura, siapa yang sabar, siapa yang kufur, siapa yang munafik" Ucap sang ustadz sambil mengutip ayat dari surat al-Ankabu.29:2-3 yang berbunyi
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta."
Ustadz. Su'ud Hasanuddin, M.Phil menyampaikan ceramah (Iwan)
Yang juga menarik dari kajian Islam yang digawangi oleh anak-anak muda alumni Persis tersebut adalah, ada dua matahari kembar di dalam majelis tersebut, Matahari kembar yang dimaksud adalah logo dari dua ormas Islam tertua di Indonesia yang berdiri sebelum Indonesia ini merdeka, yaitu Muhammadiyah dan Persis (Persatuan Islam)
Di antara jama'ah yang hadir ada yang menjadi anggota Muhammadiyah, mereka bisa berkumpul dalam majelis ini karena sama-sama pernah menimba ilmu di pesantren tersebut, dan juga punya tujuan yang sama yaitu mengkaji Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang menjadi prinsip dalam dua ormas tersebut (Persis dan Muhammadiyah) yaitu dakwah jadid atau dakwah pembaharuan
Usai kajian, mereka lalu berkumpul di salah satu warung kopi untuk membicarakan tentang kelanjutan dari kajian anaka muda ini
Dalam diskusi santai tersebut disampaikan bahwa, kajian ini kedepannya untuk umum, namun untuk sementara diawali oleh anak-anak muda yang tergabung dalam IKBP rejional Lamongan.
Tujuan dari kajian ini menurut Rifqi Muhammadie, salah satu penggagas kajian tersbut bahwa sebagai wahana silaturahim dan menambah wawasan keislaman
"Kajian ini sebagai wahana silaturahim untuk menambah wawasan keislaman kita" ucap Rifqi di laman facebooknya.
Iwan Abdul Gani