Zainul Muslimin memberi sambutan saat meresmikan masjid Abdurrahman bin 'Auf (iwan)
"Bahwasanya semua yang terjadi ini di luar skenario yang biasa kita lakukan, karena saya ini sering mengapload apa yang saya lakukan di facaebook." Ucap Zaiunul Muslimin memulai sambutannya saat meresmikan masjid Adurrahman bin 'Auf di SD Muhammadiyah 2 Plus Palang, Kamis, (27/12/2018)
Pria yang merupakan ketua Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu menceritakan awal mula dia terlibat dalam pembangunan masjid yang tidak diduga bisa secepat itu berdiri. Bahwasanya dia mempunya sahabat bernama Didik Hariyanto yang dititipkan dana dari Saudi Arabiyah di yayasan bernama Mimbar digunakan untuk membangun masjid.
"Saya diminta untuk mengirmkan foto lokasi, waktu itu saya kirimi foto lokasi 6 ke Yayasan Mimbar, dan yang dipilih adalah lokasi ini, mereka yang memilih sendiri" Tuturnya
Dia mengatakan bahwa pilihan ini tepat karena nilai uang yang dititipkan ke sekolah tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan yang lebih banyak. "Saya kira dari sini saja, kita memang pantas untuk mendapatkan amanah dari donasi para donatur itu."
Dalam proses membangun, ketua yayasan pembangunan majid SD Muhammadiyah 2 Palang bernama Abdul Halim menghubunginya dan menyampaikan bahwa masjid tersebut masih membutuhkan keramik, karena uang dari donatur kurang, Ketua Lazismu langsung menghubungi seorang sahabatnya bahwa, dia butuh keramik 255 meter persegi untuk masjid Abdurrahman bin 'Auf, ternyata tidak sampai 3 hari langsung ditransfer uang sebesar 28.500.000.
Zainul berharap bahwa, dengan kejadian tersebut, para donatur yang memiliki kelebihan dana lebih percaya lagi untuk menitipkan dananya ke Muhammadiyah melalui Lazismu.
Masjid Abdurrahman bin 'Auf tampak depan (iwan)
Ketika mengetahui bahwa SD Muhammadiyah 2 Plus Palang berniat mendirikan MBS dengan dana yang besar yang bagi sebagian orang tidak mungkin terwujud, Zainul Muslimin lalu mengangkat kisah penuh hikmah tentang seorang Nabi bernama Zakaria yang meminta sesuatu yang menurut kacamata manusia, hal itu mustahil dan jadi bahan tertawa orang. Nabi Zakaria kata dia adalah laki-laki yang tua, tulang-tulangnya kering isterinya mandul, namun minta keturunan pada Allah, ini sesuatu yang tidak mungkin.
"Karena Zakria yakin bahwa Allah sebaik-sebaik pemberi keturunan, dikaruniakan seorang anak bernama Yahya, isterinya yang tadinya mandul menjadi mengandung." Tuturnya
Berdasarkan kisah singkat tersebut, dia mengatakan bahwa syarat terkabulnya permintaan yang dianggap tidak mungkin terjadi ada 3. Pertama menurut dia, Nabi Zakaria termasuk orang yang bersegera dalam melakukan kebaikan, yang kedua Nabi Zakaria ketika berdoa, memintanya dengan sunguh-sungguh dan takut jika doanya tidak dikabulkan, yang ketiga adalah khusu’ dalam berdoa.
“Impian-impian itu mari kita sandarkan pada Allah, dengan bermohon pada Allah, pada saat-saat yang mustajabah dan pada tempat-tempat yang mustajabah. Karena bagi Allah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, hanya Allah yang bisa mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin” tuturnya
Di akhir sambutannya dia menekankan lagi agar harapan dan impian yang besar itu dimohonkan pada Allah dengan sungguh-sungguh dan bersandar pada Allah semata.
Gunting pita simbol peresmian masjid Abdurrahman bin 'Auf (iwan)
Iwan Abdul Gani