'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Lagi-lagi Muhammadiyah. Saya Jadi Curiga
04 April 2020 18:02 WIB | dibaca 552
Foto: Pimpiman Daerah 'Aisyiyah Kabupaten Tuban Berbagi Sembako.Program Peduli Covid-19 Bersama Lazismu Tuban
 
Lagi-lagi muhammadiyah: Saat dirundung duka- “lagi lagi muhammadiyah, aneh… aneh..”, mengapa dalam setiap musibah dan bencana, selalu organisasi ini cepet banget bergerak?
 
Selalu saja yang dikerjakan adalah hal yang tidak strategis dalam kacamata saya, saat di palu orang sudah mulai lupa, Muhammadiyah bergerak sampai pada pemulihan warganya, demikian pula saat bencana lain, saat di Papua ada suku tertinggal Muhammadiyah datang, apa coba yang dicari?
 
Kala Covid mewabah, Muhammadiyah bergerak baik dari sisi kesehatannya, preventif hingga membantu penyemprotan disinfektan melalui drone yang menjelajah kemana mana. Itu semua dilakukan di tengah pemerintah kesulitan soal BPJS, yang menurut info banyak Rumah Sakit Muhammadiyah kena imbas yang tidak sedikit (sehingga kesulihat bayar pekerjanya), namun selalu bisa bertahan, dan bahkan semakin banyak berbuat.
 
Hitungan saya sebagai orang yang awam Muhammadiyah, biaya gerak Muhammadiyah tidak sedikit yang disebar tanpa pamrih ini. Berapa biaya bahan?, SDM?, akomodasi?, OK lah kalau biaya konsumsi mau ditanggung tiap personal.
 
Saya curiga, apa sebenarnya yang dicari lembaga ini? dari mana dananya? disaat gejolak potilik justru bilang netral, disaat ada bencana justru sangat sigap, lantas apa yang dicari?
 
Dan sekali lagi selalu yang dilakukan yang miskin publikasi, seolah tanpa pamrih. Padahal hidup ini kan normalnya selalu ada sesuatu yang diharapkan, saya memberi berapa dan saya dapat berapa? Tadinya saya kira Muhammadiyah ini hanya malu malu kucing, jinak jinak merpati agar dapat simpati.
 
Ternyata saya keliru, dan saya baru tahu kalau Muhammadiyah ternyata sudah 100 tahun lebih berbuat seperti ini. Kesimpulan saya semua aspek tentu punya 2 sisi, dan LSM ini memang sdh mengambil jalan selalu berkiprah dalam kesunyian, berbuat hanya untuk sesama.
 
Walau saya sampai saat ini masih gemes, mengapa Muhammadiyah mau maunya berbuat seperti ini, dan ini dilakukan yang sama di semua tempat.
 
Penulis: Andriawan | editor: Iwan Abdul Gani
Shared Post: