Kediaman Ketua Ranting 'Aisyiyah Karangagung Kedatangan Rombongan Pesantren Persis Bangil
25 Januari 2018 17:05 WIB | dibaca 1342
Kediaman Ketua Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Karangagung pada kamis (28/1/2018) dikunjungi rombongan dari Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Bangil, salah satu pondok yang melahirkan 'Ulama sekaligus politikus kaliber dunia yaitu Muhammad Natsir.
Rombongan ini diiterima langsung oleh Hanifa Harun (ketua Ranting 'Aisyiyah Karangagung) di kediamannya.
'Aisyiyah yang merupakan ortom perempuan dari Muhammadiyah dan Persis itu seperti saudara, bahkan dari lambang pun mirip. Bagi sebagian warga Muhammadiyah maupun Persis kadang sulit untuk membedakan logo Muhammadiyah dan Persis, bedanya terlata pada tulisan yang melingkari matahari
Warga Muhammadiyah sendiri, banyak yang mengirim putra putrinya untuk mondok di Persis dan alumni Persis sendiri, banyak yang menjadi pengurus Muhammadiyah ataupun 'Aisyiyah. Salah satunya adalah ketua Pimpinan Ranting Karangagung
Muhammadiyah dan Persis juga memliki pandangan keagamaan yang sama, yakni Al-Quran dan Sunnah. Sehingga melalui pertemuan ini diharapkan bisa menjalin kerja sama dalam bidang da'wah dan juga memperkuat ukhuwah.
Maksud dan tujuan silaturahiml ini sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz Nur Adi Septanto salah satu pengasuh pondok adalah hendak menjalin kerja sama dalam bidang da'wah. Karena sudah menjadi tradisi di Pesantren Persis Bangil yaitu mengirim para santri dan santriwatinya untuk berda'wah saat romadan ke beberapa daerah. Untuk tahun ini, insya Allah Perisi memilih tempat di Tuban.
Sementara itu Hanifah Harun sebagai ketua ranting 'Aisyiyah Karangagung sekaligus tuan rumah menyambut baik maksud dan tujan silaturahim ini, dia mengatakan bahwa, hal ini akan dia bicarakan dengan Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Kecamatan Palang
Di akhir pertemuan, ustadz Umar Fanani salah satu tokoh Persis dan juga teman dari Prof. Amin Rais saat sama-sama mengikuti pendidkan tarjih di Jogja diminta untuk menyampaikan nasehat atau petuahnya.
Berikut kutipan dari petuah sang ustadz.
"Pemahaman-pemahaman yang bersumber dari al-Quran itu yang harus kita kembangkan, karena ada kelompok Salafi, Aswaja. Aswaja sendiri sejak zaman nabi sudah ada, jadi bukan milik kelompok tertentu, begitu juga Salafi. Salafi yang sebenarnya adalah para sahabat dan tabi'in serta tabi'uttabi'in, lawan kata salafi adalah kholaf".
Intinya (kata beliau), "kita harus mengembangkan pemahaman yang bersumber pada al-Quran dan hadits, karena itulah yang dipesankan Rasulullah SAW. Oleh karena itu, kita terus berupaya dalam memahami nash Qur'an maupun hadits.
Beliau berharap, "mudah-mudahan dengan niat kerja sama ini, kegiatan-kegiatan tafaqquh fi-ddin terus dilakukan dan diperdalam".
Iwan Abdul Gani