IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Oleh. Prof. Yunahar Ilyas
25 April 2018 17:54 WIB | dibaca 1160
Edologi Muhammadiyah menurut prof. Yunahar Ilyas adalah sebagai berikut:
1. Pertama
Muhammadiyah dalam memahami Islam berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Tidak terikat dengan aliran teologis, madzhab fikih, dan tariqat sufiyah apapun.
Walaupun secara de facto ahlus sunnah.
Muhammadiyah, kata Yunahar, "menganut fikih manhaji, mementingkan dalil dibanding pendapat para imam mazhab"
Paham agama dalam Muhammadiyah bersifat independen, komprehensif, dan integratif.
Namun Yunahar mengingatkan bahwa Muhammadiyah sama sekali tidak anti terhadap alirah theologi, mazhab, dan tasawuf.
2. Kedua
Muhammadiyah mencirikan diri sebagai gerakan tajdid.
"Dalam Anggaran Dasar disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar, dan tajdid,” tutur Yunahar.
Tajdid yang diusung oleh Muhammadiyah terbagi menjadi *purifikasi dan dinamisasi, keduanya harus berjalan seimbang.
Purifikasi dalam hal akidah (pemurnian dari syirik), ibadah (pemurnian dari bid’ah), dan akhlak (pemurnian dari yang menyimpang).
Sementara dinaminasi atau modernisasi dilakukan dalam hal urusan keduniawian. Sehingga ajaran Islam dapat diaplikasikan secara aktual dan fungsional, oleh karena itu, kata Yunahar, bid’ah hanya ada dalam *ibadah mahdhah, dalam wilayah budaya tidak ada bid’ah.
3. Ketiga
Muhammadiyah memposisikan diri sebagai Islam moderat atau wasatiyah. Muhammadiyah tidak radikal dan tidak liberal. Muhammadiyah memegang teguh prinsip tawasut (tengah-tengah), tawazun, (seimbang) dan ta’adul (adil).
Muhammadiyah itu berkemajuan, dalam artian berorientasi kekinian dan masa depan.
Muhammadiyah sedikit bicara banyak bekerja. Walaupun sedikit warganya tapi amal usahanya tumbuh di mana-mana, sehingga mandiri dan tidak bergantung pada kekuasaan.
Menurut Yunahar, kemandirian ini menjadi pengokoh sikap independensi Muhammadiyah di hadapan penguasa.
4. Keempat
Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik.
Muhammadiyah bukan dan tidak berafiliasi kepada salah satu partai mana pun Muhammadiyah menganut politik etis atau high politic atau politik adiluhung.
5. Kelima
Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah tidak bertujuan untuk mendirikan negara syariah atau khilafah islamiyah
Dalam rangka mencapai tujuannya, Muhammadiyah lebih menggunakan pendekatan kultural dibandingkan dengan pendekatan struktural (kekuasaan).
Dalam pendekatan kultural, Muhammadiyah mencerdaskan masyarakat dari bawah dengan dakwahnya yang berkemajuan, mencerahkan, dan membebaskan.
Disadur dari laman Muhammadiyah Gerakan Islam Berkemajuan
Iwan Badul Gani