Ajakan Mempersiapkan Diri Jelang Kematian Pada Pertemuan Rutin Aisyiyah Cabang Palang
01 Maret 2019 20:53 WIB | dibaca 592
Jika ditanya apa tujuan hidup di dunia? Tentu semuanya menjawab baiti jannati. Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Fathurozak pada pertemuan rutin Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Palang Kabupaten Tuban yang diadakan di Pimpinan Ranting Aisyiyah Desa Ngimbang, Jum'at (1/3/2019)
Dalam kesempatan tersebut dia mengatakan bahwa surga tidak hanya di akhirat, surga sudah dikapling oleh Allah. "Di dunia juga sudah ada surga, baiti jannati." ucapnya
Kata dia bahwa hidup yang paling lama adalah di akhirat. Sementara manusia sudah mengalami beberapa fase dalam hidup ini. Yaitu alam ruh atau alam rahim dan alam dunia.
"Alam ruh 9 bulan 10 hari, ada yang sebelum 9 bulan sudah lahir."pungkasnya
Sementara itu ketika di dunia usia manusia berbeda-beda, ada yang baru lahir sudah wafat, ada yang sampai menginjak usia 60 sampai 70 tahun bahkan ada yang sampai di atas itu, hal tersebut menurut dia berdasar pada sabda Nabi yang mengatakan bahwa usia umatnya beekisar anatara 60 sampai 70 tahun.
"Setelah wafat, manusia akan memasuki fase berikutnya yaitu alam kubur. Alam kubur itu lama, maka harus kita persiapkan agar alam kubur jadi surga bagi kita."pungkasnya
Ketika ajal menjemput, manusia tidak langsung mati, menurut dia ada proses yang harus dilalui. Yaitu dimulia dari sehat, sakit, lalu wafat setelah itu dirawat jenazahnya lalu dikuburkan.
Menurut pria yang akrab disapa Ustadz Rozak bahwa kecendrungan manusia ketika ajal tiba inginnya langsung mati tanpa sakit. Padahal sebenarnya sakit itu bisa mengurangi dosa.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa orang yang sakit pasti akan dijenguk keluarga dan sahabatnya, tidak hanya menjenguk tetapi juga mendoakan. Semakina banyak yang mendoakan, maka kata dia peluang berkurangnya dosa itu ada.
"Kecendrungan orang sehat itu cinta dunia dan takut mati. Ketika sakit, orang kehilangan cinta dunia, sementara terhadap kematian belum tentu dia takut." Imbuhnya
Masih seputar kematian, dia menjelaskan bahwa menghadapi mati harus dipersiapkan. Kata dia, sosok yang cerdas akan selalu beramal untuk investasi akhirat hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. "Karena karakter kematian tidak bertanya siapa, kapan dan di mana?" Tuturnya
Oleh karena itu dia mengatakan bahwa, penting mengingat mati sebagai dorongan dan motivasi dalam beribadah. Mati tidak harus menunggu tua, mati itu tidak harus jatuh sakit, oleh karena itu mati harus dipersiapkan.
Sementara itu ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Palang Lilik Muyasaro menyambung apa yang disampaikan oleh Fathurrozak di atas, dia mengajak para pengurus maupun anggota Aisyiyah untuk ikut andil dalam memperjuangkan Islam melalui Aisyiyah sebagai bekal akhirat
Kata dia bahwa apa yang dirasakan atau yang dinikmati sekarang karena perjuangan orang-orang terdahulu.
Ikut andil dalam perjuangan bersama Aisyiyah kata dia bisa melalui berbagai cara. Bisa melalui amal usaha pendidikan maupun amal usaha yang bergerak dalam bidang jasa seperti jasa perjalanan umroh yang dimiliki Aisyiyah Palang yang sudah beberapa kali memberangkatkan jama'ah umroh ke tanah suci.
"Apa yang disampaikan oleh Ustadz Rozak tadi kalau saya menggaris bawahi, kebaikan itu untuk diri kita sendiri. Kita tidak bisa serta merta menggantungkan hal itu pada kekayaan atau anak cucu kita karena beranggapan nanti mereka bisa menyiapkan ampolop intuk acara doa bersama bagi kita. Jangan berharap semacam itu."tandasnya
Dia menekankan agar jangan sekali-kali menggantungkan hal tersebut kepada keturunan. "Iya kalau kita punya keturunan, bagaimana kalau tidak punya?"ucapnya
Oleh karena itu dia mengajak masing-masing individu untuk mempersiapkan diri jelang kematian dan memantaskan diri menggapai surganya Allah SWT.
Iwan Abdul Gani